Bagaimana sejarah dan pengertian qurban menurut syariat Islam, Qurban berasal dari bahasa Arab (qaraba-yaqrabu-qurbanan) yang artinya adalah mendekatkan diri. Perayaan Ibadah Qurban biasanya dilaksanakan selepas perayaan Idul Adha. Dalam perayaan Qurban biasanya umat muslim yang telah mampu secara finansial dan menyumbangkan sebagian dari harta yang telah mereka miliki melalui Ibadah Qurban.
Rasulullah SAW menceritakan sendiri sejarah kurban kepada sahabat-sahabatnya. Dalam riwayat Zaid bin Arqam, para sahabat bertanya kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu? Rasulullah SAW menjawab: ‘Kurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim’,” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
Seperti yang telah diceritakan dalam Quran surat As Saffat ayat 101. Nabi Ibrahim lama tidak dianugerahi seorang anak kemudian Allah berikan kabar gembira dengan kelahiran sang anak, Ismail.
فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ
Latin: fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm
Artinya: Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
Kelahiran seorang putra tentu membuat Nabi Ibrahim yang sebagai ayahnya merasa sangat senang dan sangat menyayangi Ismail. Namun pada suatu hari, Allah SWT memberikan sebuah petunjuk kepada Nabi Ibrahim melalui mimpi, yang meminta kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya (Ismail) sebagai bukti dan tanda keimanan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT.
Pada suatu hari, Nabi Ibrahim menyampaikan terkait mimpi yang telah dialaminya. Dalam surat As Saffat ayat 102, Ismail setuju dengan perintah Allah dan bersiap untuk disembelih sang Ayah.
Arab: فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Latin: fa lammā balaga ma’ahus-sa’ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif’al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn
Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Kemudian, setelah membaringkan Ismail untuk disembelih, Allah memanggil Nabi Ibrahim dan menghentikannya. Allah SWT pun memberikan mukjizatnya dengan mengganti Ismail dengan sembelihan hewan yang besar seperti yang tertulis dalam surat As Saffat ayat 107
Arab:وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
Latin: wa fadaināhu biżib-ḥin ‘aẓīm
Artinya: Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, dari Aisyah RA, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari nahr kecuali mengalirkan darah (menyembelih hewan qurban). Hewan itu nanti pada hari kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya. Dan pahala qurban yang menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah. Maka hiasilah dirimu dengan ibadah qurban.”