Menjaga Niat Bekerja dalam islam di dalam dunia kita disuruh untuk berikhtiar dalam mencari rezeki. Walaupun rezeki sudah ditetapkan masing-masing, tetapi kita juga tetap tidak boleh bermalas-malasan. Karena allah paling tidak menyukai orang yang malas. Apalagi dalam situasi perang sebagai umat islam sangat dilarang bermalas-malasan. Walaupun sekarang ini tidak peperangan, tetapi disaat kita lagi bekerja itu bisa jadi termasuk berperang melawan diri kita sendiri yaitu sifat kemalasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kalian, dan majulah (ke medan perang) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! Dan sesungguhnya di antara kalian ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan perang). Maka jika kalian ditimpa musibah, ia berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama-sama mereka.” (QS An-nisa 71-72)
Di dalam melakukan sesuatu pasti yang paling penting adalah niat nya. karena jika niat dari awal niatnya salah maka segala apa yang kita lakukan tidak akan berjalan dengan baik. Tetapi jika niat kita baik maka semuanya akan berjalan dengan baik, sesuai dengan ekspektasi kita bisa juga lebih baik dari yang kita inginkan. Begitu juga dalam bekerja, kita harus menjaga niat kita, selalu niatkan dari awal untuk ibadah karena allah Ta’ ala. jangan pernah merasa jika apa yang terjadi di tempat kita bekerja semua itu karena kehebatan kita atau berkat usaha kita. Jika itu terjadi pada kita maka itu bisa termasuk orang yang sombong.
Jika suatu keberhasilan diukur dengan sebagaimana kerja keras kita maka itu bisa jadi kita menjadi orang yang angkuh dan juga merasa apa yang kita kerjakan itu adalah atas andilnya. Padahal perlu diketahui kalau apa yang kita dapatkan dan kita hasilkan itu atas andil allh subhanahu wata’ ala. kita sebagai hamba hanya menjalani semaksimal mungkin .
Maka dari itu jika kita seorang pekerja dan akan melakukan pekerjaan yang pertama adalah perlunya meluruskan niat. Dalam bekerja seorang mukmin harus diawali dengan niat untuk beribadah karena Allah. Seorang muslim yang di dalam bekerja selalu diawali dengan niat karena semata-mata karena allah, yang hanya mencari pahala dan sarana dalam mendatangkan rezeki dari allah yang akan lebih berkah , bahagia dan tenang.
Jika kita bekerja adalah bagian dari ikhtiar untuk mendapatkan rezeki dan rezeki itu dari allah ta’ ala disaat gaji lama cairnya maka kita akan merasa tenang-tenang saja. jika kita tidak mengutamakan allah dalam niat bekerja maka hasilnya akan mengecewakan dan kita bisa jadi depresi saat mendapati upah yang kita dapatkan di tempat kerja tidak sesuai dengan harapan kita. Dan kita akan selalu merasa kurang dan susah dalam menghadapi hidup .
Maka sebaliknya bila kita selalu meniatkan segala apapun itu kepada allah ta’ ala mak akan merasa cukup dan juga berkah. Kita akan merasa selalu bersyukur dan beruntung kita sudah bekerja sebelum mendapatkan upah. Karena kita akan otomatis menyadari kalau pekerjaan kita tujuannya untuk nafkah keluarga adalah ibadah yang dimana ibahad akan mendapatkan pahala dan juga penghapus dosa.
Hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘ Alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari jalur Umar bin Khattab Radhiyallahu Anha
“Setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang mendapatkan apa yang di dia maksudkan. Siapa yang hijrah karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya maka hijrahnya karena yang dia tuju itu. “ (HR Bukhari dan Muslim).
Mari kita renungkan “ yang membuat kita merasa miskin kalau kita butuh kepada selain allah , kalau kita sudah tidak butuh selain pada allah maka dia kaya. “. Allah itu adalah maha pemurah, yang penting menunjukkan kita butuh kepada Allah. Sementara kita menunjukkan bahwa kita tidak butuh sama allah, merasa sudah mampu dengan usaha kita. Maka Allah akan membuat kita pusing tujuh keliling.