Masalah yang timbul di dalam kehidupan kita akan mudah dihadapi dan tidak merasa berat, jika kita selalu bertakwa dan tawakal kepada allah subhanahu wata’ala . tetapi kita juga perlu dengan ikhtiar yang bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk menghadapi masalah yang tidak kunjung selesai para ulama ada yang memberikan anjuran untuk mengerjakan sholat hajat dan ada juga yang tidak menganjurkan.
Shalat hajat dikerjakan disaat kita memiliki hajat kepada allah Subhanahu wata’ala . shalat ini bisa juga untuk meminta kesembuhan dari suatu penyakit seperti yang dijelaskan di dalam hadits berikut ini:
“ Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendoakanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Doakanlah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafaatnya untukku.” (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sebagian Ulama yang mengatakan tidak ada shalat hajat , berdalil melalui hadis berikut . dari Abdullah bin Aufa, ia mengatakan kalau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda,
Yang artinya: “Barang siapa yang mempunyai kebutuhan kepada Allah atau kepada seseorang dari bani Adam, maka berwudhulah dan perbaikilah wudhunya kemudian shalatlah dua raka’at. Lalu hendaklah ia memuji Allah Ta’ala dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengucapkan (do’a), ‘Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji milik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali Engkau ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang diantara penyayang’.” (HR. Tirmidzi no. 479 dan Ibnu Majah no. 1384. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if jiddan)
Dari riwayat Ibnu Majah Juga menyebutkan
Artinya :” Kemudian ia meminta pada Allah urusan dunia dan akhiratnya, maka ia akan ditetapkan.”
Hadits di atas dibawakan oleh At-Tirmidzi pada Bab “Tentang Shalat Hajat”.
dalam pelaksanaan shalat hajat tidak ada waktu khusus dan tatacara khusus. Dan pelaksanaan seperti shalat sunnah lainnya 2 rakaát . untuk doa yang dibaca setelah shalat hajat sebagai berikut:
Doa Yang Pertama
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafaatnya untukku.”
Doa Yang Kedua
“Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji milik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali Engkau ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang diantara penyayang.”