July 14, 2022

Inilah Beberapa Keutamaan dari Bulan Muharram

muharram_20180909_171514

Inilah Beberapa Keutamaan dari Bulan Muharram, Muharram menjadi awal pembuka dari tahun Hijriyah. Bulan ini merupakan bulan yang memiliki banyak peristiwa penting yang terjadi, yang membuat bulan ini menjadi bulan yang bersejarah. Bulan Muharram juga termasuk di antara asyhurul hurum. Menurut beberapa riwayat disebutkan, banyak peristiwa penting terjadi di hari itu, di antaranya disebutkan sebagai berikut:

(1) Nabi Adam ‘alaihissalam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya. 

(2) Berlabuhnya kapal Nabi Nuh dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan. 

(3) Selamatnya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar. 

(4) Nabi Yusuf ‘alaihissalam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah. 

(5) Nabi Yunus ‘alaihissalam selamat, keluar dari perut ikan besar. 

(6) Nabi Ayyub ‘alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan. 

(7) Nabi Musa ‘alaihissalam dan Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Banyak lagi peristiwa lain yang menunjukkan sebagai hari yang bersejarah, yang penuh kenangan dan pelajaran yang berharga.

Sebagai bulan yang bersejarah dalam Islam, Rasulullah SAW pun sangat menganjurkan untuk mengamalkan ibadah puasa di bulan Muharram. Seperti puasa Asyura dan puasa Tasu’a.

شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ

“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baik sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam,” (HR. Muslim).

Keutamaan Bulan Muharram

Ada beberapa keutamaan dari bulan Muharam yang harus diketahui sebagai umat Muslim. Apa saja keutamaan dari bulan ini.? Berikut beberapa diantaranya.

  1. Bulan yang Suci

Beberapa ulama telah sepakat bahwa bulan Muharram termasuk salah satu bulan suci dalam Islam. Hl ini termaktub dari firman Allah yang menyebutkan empat bulan suci dalam Islam yaitu, QS At Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah: 36).

Pada zaman dahulu, masyarakat Arab dilarang untuk berperang karena sucinya keempat bulan tersebut. Sebagaimana dalam sebuah hadits dari Abu Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 belas bulan. Di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  1. Bulan Allah

Bulan Muharam juga disebutkan sebagai bulan syahrullah al Asham yang berarti bulan Allah yang sunyi. Keistimewaan dari bulan Muharram ini diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

اَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinya: “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah yaitu, Muharram.” (HR. Muslim).

  1. Bulan yang Dimuliakan oleh Umat Beragama

Salah satu hari di bulan Muharram yang sangat dimuliakan oleh umat beragama, yaitu hari Asyura. Islam melakukan penghormatan berupa puasa sunnah pada hari itu atas kemenangan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa.

Hal ini termaktub dalam hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata:

“Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Beliau bertanya, ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya, Nabi Muhammad SAW. bersabda, ‘Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian.’ Kemudian, Nabi Muhammad SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.” (HR. Muslim).