Jenis Penyakit hati dalam Islam Yang patut diwaspadai Penyakit hati merupakan penyakit yang pada dasarnya tidak terlihat . dan hanya bisa dirasakan pada orang itu sendiri. Penyakit hati bisa membuat orang tersebut melupakan apa saja yang disyariatkan dan juga tidak memandang itu adalah hal baik atau buruk, asalkan apa yang menurutnya itu benar, padahal menurut ajaran agama salah tetap saja ia jalankan.
Maka dari itu seseorang yang memiliki penyakit hati umumnya iya tidak pernah mau disalahkan dan akan memiliki sifat menang sendiri, tidak pernah mau mengalah. Penyakit hati disini bukannya penyakit fisik yang organ tubuh manusia yang rusak atau bermasalah, tetapi penyakit hati disini adalah rasa yang ada di dalam hati atau pikiran orang tersebut.yang selalu berfikiran negatif saja.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Bersabda.
“Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu [hati],” (H.R. Bukhari).
Berikut jenis penyakit hati di dalam islam yang perlu untuk patut kita waspadai sebagai berikut:
- Riya ( Suka Pamer)
Penyakit hati Riya ini merupakan jenis penyakit yang dimana berhubungan dengan amalan ibadah yang dimana orang tersebut melakukan ibadah bukan karena Allah Subhanahu wata’ala , tetapi karena inginnya dipuji oleh manusia atau selalu di bilang orang yang selalu baik hati.
Penyakit hati Riya ini ada dua bentuk, yaitu Riya dalam niat yaitu melakukan suatu amalan ibadah tidak ikhlas karena Allah Subhanahu wata’ala dan mengharap pandangan baik dari manusia. Dan riya yang lagi satu yaitu Riya perbuatan dimana riya ini saat melakukan suatu amalan ibadah selalu menunda . contohnya disaat ingin bersedekah hanya melakukan jika ada seseorang yang melihatnya tetapi jika tidak ada orang melihat ia tidak jadi bersedekah.
Rasulullah bersabda:
“… ‘Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil,’ Sahabat bertanya: ‘Apakah syirik kecil itu Rasulullah?’ Rasulullah SAW menjawab: ‘Riya’,” (H.R. Ahmad).
- Sikap sombong dan membanggakan diri
Penyakit hati yang sikap sombong dan selalu membanggakan diri sendiri ini merupakan suatu sikap yang dimana asal mulanya dari Iblis. Pernyataan ini diperkuat di dalam Alquran Surah Al-Araf ayat 12:
“[Allah] berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu [sehingga] kamu tidak bersujud [kepada Adam] ketika Aku menyuruhmu?’ Iblis menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah,” (Q.S. Al-A’raf [7]: 12).
- Hasad (iri dengki)
Penyakit hati iri dengki (hasad) juga merupakan penyakit hati yang patut kita waspadai. Dan kita bisa membedakan sifat iri ini menjadi dua yaitu iri dengki yang dimana akan melahirkan kompetisi yang sehat( Al-munafasah) Dan iri yang melahirkan Kompetisi tidak sehat( Al-hiqd wal hasad).
Sifat iri yang kedua ini yang paling sering membuat orang tersebut selalu berpikir buruk kepada orang lain ( Suudzon) dan juga bisa merusak persaudaraan sesama muslim.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan umatnya supaya menjauhi sifat iri dengki ini beliau sabdanya:
“Jauhilah olehmu sifat dengki, sesungguhnya dengki itu akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar,“ (H.R. Abu Daud)
- Cinta akan dunia
Penyakit hati yang terakhir ini adalah penyakit hati yang paling sering terjadi pada setiap manusia, dimana manusia yang lalai akan Allah Subhanahu wa ta’ala selalu menganggap harta adalah segalanya. Seseorang yang memiliki sifat ini tentunya kurang nya iman yang dimana selalu berfikir bahwa dunia adalah akhir dari kehidupan. Oleh karena itu orang tersebut akan selalu menghabiskan waktunya untuk mencari harta, dan berfoya-foya dengan hartanya dan tidak akan pernah mau berbagi ,
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengatakan kalau umat islam sudah banyak yang terkena penyakit cinta dunia ini adalah awal dari kemunduran umat islam . beliau bersabda.
“ … ‘Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan,’ Sahabat bertanya, ‘Apakah lantaran pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit, Wahai Rasulullah?’. Dijawab oleh beliau, ‘Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam kelemahan jiwa,’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dimaksud kelemahan jiwa, Ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Cinta dunia dan takut mati’,” (H.R. Abu Daud).