Kenapa kita harus Ikhlas dalam beramal ? setiap amalan yang akan kita berbuat tentunya kita diwajibkan ikhlas yang tanpa meminta imbalan apapun . seperti beramal baik kita harus melakukan hanya mengharap ridho allah ta’ala. Contoh lain dalam beramal adalah berdakwah. Disaat kita berdakwah pastinya kita berharap supaya dakwah yang kita sampaikan akan lebih membuat umat muslim yang mendengarnya bisa semakin bertakwa dan beriman kepada allah ta’ala . tetapi terkadang kita akan memiliki perasaan yang dimana ada seseorang yang sudah sekian kali kita beri peringatan , nasehat tetapi tidak juga beriman dan bertaqwa. Disinilah kita bisa berintropeksi diri.
Barangkali kurang ikhlasnya kita dalam berdakwah dan masih mengharap ridhonya manusia atau ada rasa ingin dipuji , disanjung dll, sehingga dakwah kita sulit diterima dimasyarakat, termasuk juga orang –orang terdekat kita.
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullah Menyatakan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah amalan mulia dan afdhal. Amalan yang seperti ini dituntut untuk menjadikan sebaik-baiknya amal seperti yang disebut di dalam ayat.
“Supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2).
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, amalan tersebut adalah amalan yang paling ikhlas dan paling benar (sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Kata Fudhail, jika amalan tersebut itu ikhlas namun tidak benar (tidak sesuai tuntunan), maka tidak diterima sampai amalan tersebut ikhlas dan benar (sesuai tuntunan). Yang dimaksud amalan yang khalish adalah amalan yang ikhlas karena Allah. Sedangkana yang dimaksud shawab adalah yang sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Majmu’ah Al-Fatawa, 28: 134)
Kita barangkali yang kurang dalam keikhlasan, sehingga dakwah kita sulit diterima di masyarakat, termasuk orang-orang dekat kita.
Ingat, ikhlas itu sebab paling besar diterimanya suatu penyampaian.
Al-Baihaqi dalam Al-Madkhal ila ‘Ilmi As-Sunan, 1: 42 berkata:
Aku pernah mendengar Abu ‘Abdurrahman As-Silmi, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Muhammad bin Ahmad Al-Fara’ berkata bahwa ada yang bertanya pada Hamdun Al-Qashshar:
“Kenapa sampai perkataan ulama salaf di masa silam lebih terasa manfaat daripada perkataan kita?”
Ia berkata, “Karena mereka ketika berucap hanya untuk meraih kejayaan Islam, supaya diri mereka mendapat keselamatan, dan mereka hanya cari ridha Ar-Rahman. Sedangkan kalau kita berucap hanya mencari ketenaran diri, hanya cari kepuasan dunia dan cuma berbicara menyesuaikan selera manusia yang mendengar.”
Ikhlas itu akan membuat amalan itu lebih langgeng. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal.” (Dar-ut Ta’arudh Al ‘Aql wan Naql, 2: 188).
Ada juga perkataan dari Imam Malik,
Para ulama menyebutkan bahwa Imam Ibnu Abi Dzi’bin yang semasa dan senegeri dengan Imam Malik pernah menulis kitab yang lebih besar dari Muwatho’. Karena demikian, Imam Malik pernah ditanya, “Apa faedahnya engkau menulis kitab yang sama seperti itu?” Jawaban beliau, “Sesuatu yang ikhlas karena Allah, pasti akan lebih langgeng.” (Ar Risalah Al Mustathrofah, hal. 9. Dinukil dari Muwatho’ Imam Malik, 3: 521).
Kesimpulannya, pengaruh ikhlas dalam dakwah adalah:
- membuat amalan dakwah diterima di sisi Allah.
- membuat dakwah mudah diterima.
- membuat pengaruh dakwah langgeng terus menerus.
Semoga kita bisa menjaga keikhlasan dalam beramal.