Ibadah jika dari pandangan bahasa (etimologi ) artinya merendahkan diri serta tunduk . tetapi jika menurut terminologi , ibadah memiliki berbagai definisi, namun dalam segi makna dan maksudnya sama dan tujuannya juga sama. Terdapat tiga definisi ibadah yaitu
- Ibadah adalah patuh atau taat kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan menjalankan perintahnya melalui lisan para rasulnya.
- Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah ta’ala , yaitu tunduk merupakan tingkatan tertinggi juga disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi
- Ibadah adalah sebuah sebutan yang merangkum semua apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa jalla, mau berupa ucapan maupun perbuatan, yang zhahir dan yang bathin. Dan definisi yang ketiga ini adalah yang paling lengkap.
Ibadah dibagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa Khauf (takut), Raja’(mengharap), Mahabbah (cinta, Tawakal (ketergantungan), Raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah ( yang kaitannya dengan hati). Kalau tasbih,tahlil,takbir, syukur dan tahmid dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Kalau shalat haji, zakat, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati) . dan masih banyak lagi macam-macam ibadah yang memiliki kaitannya dengan amalan hati, lisan dan badan. I
Ibadah yang disebutkan diatas merupakan suatu tujuan penciptaan manusia . allh berfirman:
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat/51: 56-58]
Hikmah dari diciptakannya manusia dan juga jin , allah Subhanahu wa ta’ala memberitahukan jika mereka menjalankan ibadah hanya untuk Allah Azza wa jalla. Dan Allah Maha Kaya, yang tidak pernah membutuhkan ibadah para hambanya , namun yang membutuhkan adalah mereka. Sebab mereka hanya bergantung kepada Allah, oleh karena itu siapa saja yang tidak mau beribadah kepada allah, maka ia termasuk orang yang sombong. Dan jika siapa saja yang melakukan ibadah kepada allah ta’ala tetapi tidak sesuai dengan syariatnya Allah ta’ala maka ia termasuk orang yang mubtadi ( pelaku bid ‘ah) . dan siapa saja yang menjalankan ibadah kepada allah yang hanya dengan apa yang disyariatkannya maka orang tersebut termasuk orang yang mukmin muwahhid ( Yang mengesakan allah)
Syarat diterimanya Ibadah
Ibadah merupakan suatu perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk m ibadah yang disyariatkan namun terkecuali didasari al quran dan As – sunnah. Ibadah yang tidak ada syariatnya itu dinamakan bid’ah mardudah ( bid’ah yang ditolak) rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim (no. 1718 (18)) dan Ahmad (VI/146; 180; 256), dari hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma.)
Dalam menjalankan ibadah harus sesuai dengan tuntunan ajaran rasulullah Shallallahu alaihi wasallam . dan ada dua syarat yang jika kedua syarat ini terpenuhi maka ibadah yang dikerjakan akan diterima. Dua syarat tersebut adalah :
- Ikhlas karena Allah semata, bebas dari Syirik besar dan kecil
- Ittiba’, Sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
Untuk syarat yang pertama adalah konsekuensi dari ucapan kalimat Syahadat laa ilaaha illallaah , sebab ia diharuskan ikhlas dalam menjalankan ibadah hanya kepada allah dan jauh dari perbuatan syirik kepadanya. Dan syarat yang kedua merupakan konsekuensi dalam mengucapkan syahadat Muhammad rasulullah. Sebab ia menuntut wajibnya taat kepada Rasulullah, mengikuti syariatnya dan meninggalkan semua bid’ah atau ibadah- ibadah yang diada –adakan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman
Artinya: “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” [Al-Baqarah/2: 112]